Demak - - Pembelajaran Matematika GASING (Gampang, Asik, dan Menyenangkan) lahir sebagai alternatif jawaban atas fakta bahwa matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang ditakuti oleh siswa-siswa di Indonesia, sehingga siswa cenderung lemah dalam kemampuan konsep matematika.
Tujuan Pembelajaran Matematika GASING jika ditinjau dari perspektif teori-teori belajar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, jenis yang non interaktif tipe analisis konsep, yang dilakukan dengan penelaahan terhadap teori.
Hasil dari penelitian ini adalah Pembelajaran Matematika GASING memiliki kesesuaian dengan teori belajar behavioristik, humanistik, kognitif, dan konstruktivistik. Pembelajaran Matematika GASING sesuai dengan teori belajar behavioristik yang dikemukakan oleh Thorndike tentang hukum kesiapan, hukum latihan, dan hukum akibat.
Untuk itu Kodim 0716/Demak melalui anggotanya yang kemarin mengikuti Penataran pembelajaran Gasing menerapkan kemampuannya untuk melakukan kegiatan pembelajaran di SD Negeri 01 Candisari, Mranggen, Demak, Sabtu (26/10/2024). Pembelajaran ini menggunakan metode matematika Gasing, yang dirancang untuk membantu anak-anak menguasai materi matematika secara mudah dan menyenangkan.
Pembelajaran matematika dengan metode Gasing (Gampang, Asyik dan Menarik) ala TNI ini dimulai dengan senam bersama dan quiz.
Dandim 0716/Demak Letkol Kav Maryoto melalui Lettu Inf Miftahul Alim dibantu para Babinsa desa setempat Serda M.Fadholi dan Serda Purwanto membantu kelancaran pembelajaran sebagai peraga materi dan memberi motivasi mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan oleh pihaknya sebagai upaya mendukung penyiapan SDM generasi yang unggul dan berkualitas.
Miftahul menyebut dari jaman dulu hingga kini matematika adalah momok pelajaran yang paling menakutkan bagi para siswa. Padahal sejatinya matematika adalah induk dari semua ilmu pengetahuan.
Baca juga:
STTAL Ciptakan Prototipe Drone Dua Media
|
“Alhamdulillah, secara perlahan momok itu akan berubah. Tadi kita lihat sendiri, dengan metode Gasing antuasias dan gairah siswa untuk belajar matematika sangat tinggi, ” katanya.
Miftahul optimis jika metode Gasing dapat diterapkan dalam kurikulum sekolah, penyiapan SDM unggul untuk Indonesia Emas 2045 akan terwujud.
Tutik (40) salah satu guru di SDN 1 Candisari mengapresiasi atas kegiatan tersebut. Menurutnya aksi TNI jadi guru sehari di sekolah telah berhasil mengubah momok para siswa terhadap studi matematika, yang tadinya menakutkan menjadi pelajaran yang paling asyik dan menyenangkan.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara berkelanjutan hingga pembelajaran matematika dengan metode Gasing itu ditetapkan dalam kurikulum.
Sebagai informasi, metode Gasing matematika adalah pola pendekatan belajar yang didesain lebih sederhana dan menarik.
Metode ini dikembangkan pertama kali di tanah air oleh Prof. Yohanes Surya sebagai upaya meningkatkan gairah pelajar untuk menguasai matematika.
Dengan metode ini, siswa diajak untuk memahami konsep-konsep dasar matematika secara lebih sederhana melalui visual dan interaktif.(Agung)